Selasa, 15 Januari 2013

Pendidikan Multikultural

Pendidikan merupakan salah satu wacana yang selalu mendapat perhatian besar terutama bagi pemerhati pendidikan. Pendidikan pada dasarnya harus selalu dikembangkan guna tercapainya hakikat yang sebenarnya dari sebuah pendidikan. Ketercapaian hakikat pendidikan tersebut tentunya harus didukung dengan berbagai aspek yang ditinjau secara lebih intensif sebagai sebuah jalan masuk untuk memperbaiki dunia pendidikan saat ini.
Pendidikan merupakan salah satu media yang paling efektif untuk melahirkan generasi yang memiliki pandangan yang mampu menjadikan keragaman sebagai bagian yang harus diapresiasi secara konstruktif (Naim dan Sauqi, 2011: 8). Salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian dalam dunia pendidikan adalah multikultural atau keragaman budaya (dalam hal ini keragaman budaya siswa di sekolah). Pendidikan multikultural harus selalu ditanamkan pada setiap satuan pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.
Secara etimologis, istilah pendidikan multikultural terdiri atas dua kata, yaitu pendidikan dan multikultural. Kata “pendidikan” dalam beberapa referensi diartikan sebagai proses pengembangan sikap dan tatalaku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan menusia melalui upaya pengajaran, pelatihan proses, perbuatan, dan cara-cara yang mendidik.  Sementara itu, kata “multi” dalam bahasa inggris berarti banyak, ragam, dan atau aneka, sedangkan kata “cultur” berarti kebudayaan, kesopanan dan pemeliharaan.
 Merujuk pada pengertian secara etimologis tentang pendidikan multikultural di atas, Aly (2011: 105) menyatakan bahwa pendidikan multikultural didefinisikan sebagai pendidikan yang memperhatikan keragaman budaya para peserta didik. Definisi ini mendeskripsikan bahwa faktor penting yang harus diperhatikan dalam implementasi pendidikan multikultural adalah keragaman budaya siswa, karena siswa memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Berbedanya budaya siswa ini perlu dipahami oleh seorang guru agar siswa memiliki kepribadian yang mampu saling menghargai budaya mereka.
Lebih lanjut, Banks (2010: 1) dalam buku ”Multicultural Education,” mendefinisikan pendidikan multikultural, sebagaimana yang dikutip dalam buku berikut.
Multicultural education is an idea, an educational reform movement, and a process whose major goal is to change the structure of educational institutions so that male and female students, exceptional students, and students who are members of diverse racial, ethnic, and cultural groups will have an equal chance to achieve academically in school.

Pendidikan multikultural adalah ide, gerakan pembaharuan pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan supaya siswa baik pria maupun wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam itu akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademis di sekolah.
Pendapat Banks di atas memberikan pemahaman, bahwa pendidikan multikultural paling tidak menyangkut tiga hal, yaitu (1) ide dan kesadaran akan nilai penting keragaman budaya; (2) gerakan pembaharuan pendidikan; dan (3) proses. Berikut ini akan diuraikan dasar yang membentuk perlunya pendidikan multikultur.
1)    Ide dan kesadaran akan nilai penting keragaman budaya.
Perlu peningkatan kesadaran bahwa semua siswa memiliki karakteristik khusus karena usia, agama, gender, kelas sosial, etnis, ras, atau karakteristik budaya tertentu yang melekat pada diri masing-masing. Dalam pembelajaran pendidikan multikultural berkaitan dengan ide bahwa semua siswa tanpa memandang karakteristik budayanya itu seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk belajar di sekolah. Perbedaan tersebut merupakan keniscayaan atau kepastian adanya, namun perbedaan itu harus diterima secara wajar dan bukan untuk membedakan. Artinya perbedaan itu perlu diterima sebagai suatu kewajaran dan perlu sikap toleransi agar bisa hidup berdampingan secara damai tanpa melihat unsur yang berbeda itu untuk membeda-bedakan.
Pengaruh budaya merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam meningkat efektivitas belajar siswa khususnya dalam belajar bahasa kedua. Hal ini senada dengan pendapat Hui-Chin Yang (2006: 967) dalam International Education Journal tentang The Culture and Language Learning of Chinese Festivals in a Kindergarten Class dalam International Education Journal, bahwa budaya memiliki peran penting dalam belajar bahasa kedua. Beberapa festival budaya China yang diintegrasikan dalam pembelajaran tematis di TK memberikan kemudahan dalam belajar bahasa siswa.
Pendapat di atas memberikan pemahaman bahwa budaya sangat berpengaruh dalam menciptakan pembelajaran yang efektif agar siswa memiliki kesadaran terhadap budaya yang dimiliki dan memahami serta menghormati budaya orang lain. Selain itu, pentingnya pengintegrasian budaya dalam pembelajaran akan memudahkan siswa dalam belajar bahasa kedua.
2)    Gerakan pembaharuan pendidikan
Ide penting yang lain dalam pendidikan multikultural adalah sebagian siswa karena karakteristik tersebut di atas, ternyata ada yang memiliki kesempatan yang lebih baik untuk belajar di sekolah favorit tertentu, sedangkan siswa dengan karakteristik budaya yang berbeda tidak memiliki kesempatan itu.
Beberapa karakteristik institusional dari sekolah secara sistematis menolak kelompok siswa untuk mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama, walaupun itu dilakukan secara halus. Dalam arti, dibungkus dalam bentuk aturan yang hanya bisa dipenuhi oleh segolongan tertentu dan tidak bisa dipenuhi oleh golongan yang lain. Fenomena sosial yang kerap kali terjadi, adanya kesenjangan ketika muncul fenomena sekolah favorit yang didominasi oleh golongan orang kaya karena ada kebijakan lembaga yang mengharuskan untuk membayar uang pangkal yang mahal untuk bisa masuk dalam kelompok sekolah favorit itu. Ada kebijakan yang dipandang tidak adil bagi golongan Tionghoa karena ada diskriminasi terhadap kelompok mereka, sehingga mereka hanya berkecimpung di bidang yang sangat terbatas, misalnya dagang, pengacara, dokter dan mengalami kesulitan berkarier di bidang ketentaraan dan pemerintahan. Mereka dan sebagian warga negara asing lainnya sulit mendapatkan status kewarganegaraan bagi anak-anak mereka sebelum tahun 2006. Ada keluhan di kalangan atlit bulutangkis untuk dimasuki golongan pribumi karena sudah didominasi oleh warga keturunan Cina. Warga dari Suku Anak Dalam di Lampung kurang mendapat kesempatan memperoleh pendidikan yang memadai karena karakteristik budaya mereka yang unik dan tinggal di daerah pedalaman.
Pendidikan multikultural bisa muncul berbentuk bidang studi, program, dan praktek yang direncanakan lembaga pendidikan untuk merespons tuntutan, kebutuhan dan aspirasi berbagai kelompok. Pendidikan multikultural bukan sekadar merupakan praktik aktual suatu bidang studi atau program pendidikan semata, namun mencakup seluruh aspek pendidikan.
3)    Proses pendidikan.
Pendidikan multikultural juga merupakan proses pendidikan yang tujuannya tidak akan pernah direalisasikan secara penuh. Pendidikan multikultural adalah proses menjadi. Pendidikan Multikultural harus dipandang sebagai suatu proses yang terus-menerus, bukan sebagai sesuatu yang langsung bisa tercapai. Tujuan utama dari pendidikan multikultural adalah untuk memperbaiki prestasi secara utuh bukan sekadar meningkatkan skor.
Persamaan pendidikan, seperti juga kebebasan dan keadilan, merupakan ide umat manusia yang harus dicapai dengan perjuangan keras, namun tidak pernah dapat mencapainya secara penuh. Ras, gender, dan diskriminasi terhadap orang yang berkebutuhan akan tetap ada sekalipun kita telah berusaha sekeras mungkin menghilangkan masalah ini. Jika prasangka dan diskriminasi dikurangi pada suatu kelompok, biasanya keduanya terarah pada kelompok lain atau mengambil bentuk yang lain. Karena tujuan pendidikan multikultur tidak akan pernah tercapai secara penuh, kita seharusnya bekerja secara kontinu meningkatkan persamaan pendidikan untuk semua siswa (educational equality for all students).
Definisi pendidikan multikultural yang dikemukakan oleh James Banks tersebut lebih bersifat umum, yakni ia tidak membatasi pendidikan multikultural hanya dalam satu aspek, melainkan semua aspek pendidikan yang tercakup dalam pengertian pendidikan multikultural. Dalam hal ini, pendidikan multikultural seharusnya mencakup semua aspek dalam pendidikan seperti: pendidik, materi, metode, kurikulum, dan lain-lain, sehingga apapun latar belakang peserta didik yang berupa gender, kelas sosial, etnik, agama, dan ras, mereka akan memperoleh hak dan perlakuan yang sama di sekolah.
Istilah pendidikan multikultural dapat digunakan baik pada tingkat deskriptif dan normatif yang menggambarkan isu-isu dan masalah-masalah pendidikan yang berkaitan dengan masyarakat multikultural (Mahfud, 2011: 180). Lebih lanjut Mahfud menjelaskan pendidikan multikultural mencakup pengertian tentang pertimbangan terhadap kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi pendidikan dalam masyarakat multikultural.
Merujuk pada pendapat Mahfud, dalam konteks deskriptif, pengintegrasian nilai-nilai pendidikan multikultural dalam kurikulum harus mencakup subjek-subjek toleransi, tema-tema tentang perbedaan etno-kultural dan agama, bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik dan mediasi, HAM, demokrasi dan pluralitas, multikulturalisme, kemanusiaan universal dan subjek-subjek lain yang relevan. Subjek-subjek inilah yang sangat penting untuk ditanamkan pada siswa dengan mengintegrasikannya ke dalam buku pelajaran yang digunakan.
Dalam konteks normatif pendidikan multikultural dapat diimpelementasikan dengan menelaah dan mempelajari sejumlah model-model pendidikan multikultural yang pernah digunakan serta yang sedang dikembangkan oleh negara-negara maju. Pendidikan multikultural dalam konteks ini dikenal ada lima pendekatan, yaitu pendidikan mengenai perbedaan kebudayaan atau multikulturalisme; pendidikan mengenai pemahaman kebudayaan; pendidikan bagi pluralisme kebudayaan; pendidikan dwi-budaya; dan pendidikan sebagai pengalaman moral manusia.
Berdasarkan beberapa definisi tentang pendidikan multikultural di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan multikultural merupakan penanaman pendidikan tentang pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman budaya. Penanaman pendidikan multikultural harus diintegrasikan dalam kurikulum pembelajaran.  Hal inilah yang akan menjadikan siswa memiliki pemahaman yang sungguh-sungguh dalam memahami keragaman budaya yang ada disekitarnya.

Tidak ada komentar: